System Pendidikan di Jerman
>> Friday, November 2, 2012
Berbeda
dengan di Indonesia yang menganut sistem pendidikan tiga jenjang
SD-SLTP-SLTA, Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan Pra Perguruan
Tinggi, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan
(Gymnasium, Realschule atau Berufschule).
Jenjang
Pendidikan Pra Perguruan Tinggi di Jerman memerlukan waktu tempuh
normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonesia, dimana pendidikan
SD-SLTP-SLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun).
Pendidikan
sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1 – 4, dan setelah itu
siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium,
Realschule atau Berufschule.
Disebabkan
karena perbedaan masa studi pra perguruan tinggi, maka bagi calon
mahasiswa dari negara asing termasuk indonesia, diwajibkan untuk
mengikuti masa studienkolleg selama 1 tahun.
Gymnasium
diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai yang dianggap mampu melanjutkan
pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai
dari kelas 7 – 13, dan setelah lulus mereka diberi ijazah yang dikenal
sebagai „Abitur“. Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang siswa
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah selama 13 tahun.
Berufschule
diperuntukkan bagi siswa-siswa yang langsung dipersiapkan memasuki
dunia kerja dan tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan
Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau dianggap bagus, siswa
dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan Abitur,
atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja.
Studienkollegadalah program persamaan yang diwajibkan untuk calon mahasiswa asing sebelum memasuki kuliah di Jerman.Studienkollegberlangsung
selama dua semester atau satu tahun. Pemerintah Jerman memberikan
batasan maksimal dua tahun untuk menyelesaikan program persamaanStudienkollegtersebut lalu kemudian ujian Feststelungpruefung (FSP).
Sekolah tersebut terbagi dalam 5 program, yaituTechnik-Kursatau T-Kurs untuk jurusan teknik,Medizin-Kursatau M-Kurs untuk kedokteran dan biologi.Wirtschaft-Kurs atau W-Kurs untuk jurusan ekonomi danGeisteswissenschaften/Sozialwissenschaften-Kurs atau G – Kurs untuk jurusan sosial ataupun bahasa.
Setelah mendapatkan Abitur atau lulus FSP bagi siswa studienkolleg, siswa langsung bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis (UMPTN), disini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas lamarannya, dan universitas akan langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur atau hasil fsp. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh Jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama.
Untuk
menjamin kualitas yang merata di semua sekolah, setiap anak wajib masuk
ke sekolah terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah (Bila memilih
untuk belajar di sekolah selain yang telah ditunjuk, maka orang tuanya
harus mengajukan permintaan khusus disertai dengan alasan-alasannya).
Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan guru-guru dan fasilitas
pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota besar maupun di
pelosok yang jauh dari kota.
Ada dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universität (university, selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya disingkat FH).
Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut:
1)Materi perkuliahan.UNI
lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek di
UNI berkisar 60:40. Sebaliknya, FH (sesuai dengan namanya) lebih menitik
beratkan ke aspek terapan, dengan komposisi teori dan terapan 40:60.2) Jadwal perkuliahan. Jadwal perkuliahan di UNI adalah Okt-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Sommer Semester). Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu Agustus-Januari untuk musim dingin (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas (SS)
(Sumber :www.studijerman.com)
0 comments:
Post a Comment